TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
1. Konsep Dasar Teori Belajar Konstruktivisme
Asal kata konstruktivisme adalah to
construct yang artinya membangun atau menysusun. Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh
struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konstruktivisme adalah perspektif psikologis dan filosofis yang memandang
bahwa masing-masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa
yang mereka pelajari dan pahami (Bruning et al., 2004).
Konstruktivisme bukanlah teori, tetapi sebuah epistemologi, atau penjelasan
filososfis tentang sifat pembelajaran (Hyslop-Margison & Strobel, 2008 ;
Simpson, 2002). Konstruktivisme tidak mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
pembelajaran ada dan harus ditemukan serta diuji, tetapi mengetengahkan bahwa
siswa menciptakan pembelajaran mereka sendiri. Konstruktivisme membuat
prediksi-prediksi umum yang dapat diuji. Asumsi utama dari konstruktivisme
adalah, manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi diri
mereka sendiri (Geary, 1995).
Konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun
atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai
dengan pengalamannya.
Tujuan dari teori belajar konstruktivisme adalah menumbuhkan motivasi siswa
dalam belajar. Siswa akan termotivasi untuk dapat mengutarakan pemikirannya,
pengetahuannya ketika terjadinya suatu proses belajar mengajar. Dan juga dapat
mengembangkan pengetahuan siswa dalam hal mengajukan pertanyaan dan kemampuan
untukmenjadi pemikir yang mandiri dan aktif.
2. Karakteristik Teori Belajar Konstruktivisme
a. Memberi
peluang kepada siswa untuk dapat membina pengetahuan baru melalui penglibatan
dalam dunia sebenarnya.
Siswa dapat
berargumen, menyampaikan pengetahuannya, aktif di kelas. Siswa juga
menghubungkan pengalaman yang dimilkinya dengan pembelajaran yang sedang ia
hadapi, sehingga belajar menjadi lebih bermakna.
b.
Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan
siswa.
Siswa
diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dengan tean sebayanya, berdiskusi
dengan baik, agar ia dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
c.
Menggalakkan siswa bertanya dengan berdialog antara murid dengan guru.
Guru
memfasilitasi siswa agar dapat berdiskusi dengan temannya, atau dapat bertanya
dengan aktif kepada gurunya untuk menambah pengetahuannya.
d.
Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran.
Proses
belajar siswa memengaruhi hasil yang akan dicapai oleh siswa tersebut.S
e.
Menggalakkan proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksperimen.
Guru
memberikan permasalahan yang relevan dengan siswanya untuk dapat dikaji dan
didiskusikan oleh siswanya.
3. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Konstruktivisme
Pengaruh besar yang mendorong
kemunculan konstruktivisme adalah teori dan penelitian dalam ilmu perkembangan
manusia, terutama teori-teori Piaget dan Vygotsky.
a.
Jean Piaget
Piaget
dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989 : 159) menegaskan bahwa
proses untuk menemukan teri dan pengetahuan yang dibangun dari realitas
lapangan. Peran guru dalam proses pembejaran adalah sebagai fasilitator dan
moderator. Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak, kegiaan
asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.
ü Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan
persepsi. Konsep atau pengalaman baru ke dlam skema atau pola yang sudah ada
dalam pikirannya.
ü Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Menurut
Piaget, perkembangan kognitif tergantung pada empat factor : pertumbuhan
biologis, pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan
social, dan ekuilibrasi. Ekuilibrasi mengacu pada dorongan biologis untuk
menciptakan sebuah kondisi keseimbangan yang optimal antara struktur-struktur
kognitif dan lingkungan (Duncan, 1995).
ü Akomodasai adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah
tidak cocok lagi.
Asimilasi
dan akomodasi merupakan dua proses yang saling melengkapi. Ketika realita
diasimilasikan, struktur-struktur diakomodasikan.perkembangan kognitif dapat
terjadi hanya ketika disekuilibrasi terjadi. Ekuilibrasi berupaya menyelesaikan
konflik melalui asimilasi dan akomodasi.
Hakikat anak menurut teori
belajar konstruktivisme. Menurut Piaget, pengetahuan tidak diperoleh secara
pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif
anak tergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
TEORI PIAGET
·
Able to
solve concrete (hands-on) problems in logical fashion
·
Understands
laws of conservation and is able to calssify and seriate.
·
Understands
reversibility.
Ø Pengurutan
Ø Klasifikasi
Ø Decentering : memusatkan pada satu perhatian dengan melibatkan unsur-unsur
Ø Reversibility
Ø Penghilangan sifategosentrisme : untuk dapat menyatukan berbagai
pemikiran-pemikiran yang pasti ada perbedaan dalam pemikiran-pemikiran
tersebut.
b.
Lev Semenovich Vygotsky
Vygotsky
menyatakan bahwa siswa dalam suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan
sosial. Konstruktivisme ini oleh Vyotsky disebut konstruktivisme sosial.
Vygotsky menmpatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai
fasilitator perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher, 2003).
Seluruh
fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari lingkungan social (Vygotsky,
1962).
Ada dua
konsep penting dalam konstruktivisme Vygotsky, yaitu :
·
Zone of
proximal development
Jarak
anatara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah
secara mandiri dan level potensi perkembangan yang ditentukan melalui pemecahan
masalah dengan bantuan orang dewasa atau dengan kerjasama dengan teman-teman
sebaya yang lebih mampu.
·
Scaffolding
Pemberian
sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudia
mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997).
4. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
1.
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kepada siswa, kecuali hanya
dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar.
3.
Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.
4.
Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5.
Mencari dan menilai pendapat siswa.
Dalam hal
ini, guru seharusnya membangun situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa
dapat terlibat secara aktif dengan
materi pelajaran melalui pengolahan materi-materi dan interaksi sosial.
Prinsip-Prinsip penuntun untuk Lingkungan-lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme
a.
Menghadirkan masalah-masalah yang semakin jelas relevansinya untuk siswa.
b.
Pembelajaran harus disusun di sekitar konsep-konsep pokok.
c.
Mencari tahu dan menghargai sudut pandang siswa.
d.
Harus mengadaptasikan kurikulum untuk memerhatikan asumsi-asumsi siswa.
e.
Menghimbau agar menilai pembelajaran siswa dalam konteks pengajaran.
5. Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme memilki
implikasi-implikasi penting bagi pengajaran dan rancangan kurikulum (Phillips,
1995). Konstruktivisme memberikan perhatian pada kurikulum-kurikulum yang
terpadu dan merekomendasikan para guru untuk menggunakan materi-materi
sedemikian rupa sehingga siswa menjadi terlibat secara aktif.
Hakikat pembelajaran menurut
teori belajar konstruktivisme adalah pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari pikiran guru kepada pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif
secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif
yang dimilkinya.
Implikasinya dalam
Pembelajaran :
1.
Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memilki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi.
2.
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengethauan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa. Selain itu, latihan
memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Siswa diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
siswa.
Function of
Teacher
The modern teacher is a facilitator : a person who assist student to learn
for themselves.
Guru hanya
membantu siswanya untuk dapat belajar dengan baik, untuk dapat aktif di kelas.
6. Kelebihan dan Kekurangan Teri Belajar
Konstruktivisme
a.
Kelebihan :
· Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa berpikir untuk menyelesaikan
masalah, merancang ide, dan membuat keputusan.
· Siswa akan lebih faham terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya karena
ia aktif bertanya. Karena dalam konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk menggunakan
pengetahuannya dan aktif bertanya.
· Siswa akan lebih mudah untuk mengingat suatu materi yang disampaikan, yang
dipelajarinya, karena dalam konstruktivisme ini, pembelajaran adalah mempunya
makna yang lebih dalam.
·
Siswa akan mahir dalam bersosialisasi, karena
dalam konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan baik
dengan sesama temannya dan bekerjasama, serta berinteraksi dengan baik pula
dengan guru karena aktif bertanya demi mendapatkan suatu pengetahuan baru.
· Siswa akan termotivasi lebih untuk belajar demi mendaptlan ilmu pengetahuan
yang baru.
· Menyenangkan, belajar bagi siswa akan terasa menyenangkan karena dengan
siswa berusaha untuk aktif ketika proses pembelajaran itu terjadi.
b.
Kekurangan
·
Peran guru kurang mendukung akan keberhasilan
siswa dalam belajar
· Karakteristik setiap siswa berbeda-beda, tidak semua siswa dapat aktif
dalam belajar, apalagi ketika proses pembelajaran berlangsung, ada saja siswa
yang tidak berani untuk dapat aktif.
·
Penekanan terhadap
relativisme, yaitu pandangan bahwa semua bentuk pengetahuan dapat dibenarkan
karena dibangun oleh para siswa terutama jika pengetahuan-pengetahuan tersebut
mencerminkan konsesus masyarakat.
mohon ijin info try out gratis UN dan SBMPTN gratis
BalasHapusterimakasih,
https://marketing.ruangguru.com/uji
Konstruktivis lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam memahami informasi-informasi baru sejarah konstruktivis poker online
BalasHapusmu931 wholesale nfl jerseys,Cheap Jerseys free shipping,jordans shoes,Cheap Jerseys free shipping,nfl jerseys,Cheap Jerseys free shipping,cheap nfl jerseys,nfl jerseys,nfl jerseys sm051
BalasHapus