Blogger Widgets

Minggu, 10 Mei 2015

Teori belajar Konstruktivisme



TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
1.     Konsep Dasar Teori Belajar Konstruktivisme
Asal kata konstruktivisme adalah to construct yang artinya membangun atau menysusun. Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konstruktivisme adalah perspektif psikologis dan filosofis yang memandang bahwa masing-masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami (Bruning et al., 2004).
Konstruktivisme bukanlah teori, tetapi sebuah epistemologi, atau penjelasan filososfis tentang sifat pembelajaran (Hyslop-Margison & Strobel, 2008 ; Simpson, 2002). Konstruktivisme tidak mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran ada dan harus ditemukan serta diuji, tetapi mengetengahkan bahwa siswa menciptakan pembelajaran mereka sendiri. Konstruktivisme membuat prediksi-prediksi umum yang dapat diuji. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah, manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi diri mereka sendiri (Geary, 1995).
Konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya.
Tujuan dari teori belajar konstruktivisme adalah menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa akan termotivasi untuk dapat mengutarakan pemikirannya, pengetahuannya ketika terjadinya suatu proses belajar mengajar. Dan juga dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam hal mengajukan pertanyaan dan kemampuan untukmenjadi pemikir yang mandiri dan aktif.

2.     Karakteristik Teori Belajar Konstruktivisme
a. Memberi peluang kepada siswa untuk dapat membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
Siswa dapat berargumen, menyampaikan pengetahuannya, aktif di kelas. Siswa juga menghubungkan pengalaman yang dimilkinya dengan pembelajaran yang sedang ia hadapi, sehingga belajar menjadi lebih bermakna.
b.     Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan siswa.
Siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dengan tean sebayanya, berdiskusi dengan baik, agar ia dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
c.     Menggalakkan siswa bertanya dengan berdialog antara murid dengan guru.
Guru memfasilitasi siswa agar dapat berdiskusi dengan temannya, atau dapat bertanya dengan aktif kepada gurunya untuk menambah pengetahuannya.
d. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
Proses belajar siswa memengaruhi hasil yang akan dicapai oleh siswa tersebut.S
e.       Menggalakkan proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksperimen.
Guru memberikan permasalahan yang relevan dengan siswanya untuk dapat dikaji dan didiskusikan oleh siswanya.

3.     Tokoh-Tokoh Teori Belajar Konstruktivisme
Pengaruh besar yang mendorong kemunculan konstruktivisme adalah teori dan penelitian dalam ilmu perkembangan manusia, terutama teori-teori Piaget dan Vygotsky.
a.       Jean Piaget
Piaget dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989 : 159) menegaskan bahwa proses untuk menemukan teri dan pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam proses pembejaran adalah sebagai fasilitator dan moderator. Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak, kegiaan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.
ü  Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi. Konsep atau pengalaman baru ke dlam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
ü  Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Menurut Piaget, perkembangan kognitif tergantung pada empat factor : pertumbuhan biologis, pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan social, dan ekuilibrasi. Ekuilibrasi mengacu pada dorongan biologis untuk menciptakan sebuah kondisi keseimbangan yang optimal antara struktur-struktur kognitif dan lingkungan (Duncan, 1995). 
ü  Akomodasai adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
Asimilasi dan akomodasi merupakan dua proses yang saling melengkapi. Ketika realita diasimilasikan, struktur-struktur diakomodasikan.perkembangan kognitif dapat terjadi hanya ketika disekuilibrasi terjadi. Ekuilibrasi berupaya menyelesaikan konflik melalui asimilasi dan akomodasi.
Hakikat anak menurut teori belajar konstruktivisme. Menurut Piaget, pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak tergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
TEORI PIAGET
·         Able to solve concrete (hands-on) problems in logical fashion
·         Understands laws of conservation and is able to calssify and seriate.
·         Understands reversibility.
Ø  Pengurutan
Ø  Klasifikasi
Ø  Decentering : memusatkan pada satu perhatian dengan melibatkan unsur-unsur
Ø  Reversibility
Ø  Penghilangan sifategosentrisme : untuk dapat menyatukan berbagai pemikiran-pemikiran yang pasti ada perbedaan dalam pemikiran-pemikiran tersebut.

b.      Lev Semenovich Vygotsky
Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vyotsky disebut konstruktivisme sosial. Vygotsky menmpatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher, 2003).
Seluruh fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari lingkungan social (Vygotsky, 1962).
Ada dua konsep penting dalam konstruktivisme Vygotsky, yaitu :
·         Zone of proximal development
Jarak anatara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah secara mandiri dan level potensi perkembangan yang ditentukan melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa atau dengan kerjasama dengan teman-teman sebaya yang lebih mampu.
·         Scaffolding
Pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudia mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997).
4.     Prinsip-Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
1.     Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2.  Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kepada siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar.
3.  Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
4.      Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5.      Mencari dan menilai pendapat siswa.

Dalam hal ini, guru seharusnya membangun situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat secara aktif  dengan materi pelajaran melalui pengolahan materi-materi dan interaksi sosial.
Prinsip-Prinsip penuntun untuk Lingkungan-lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme
a.       Menghadirkan masalah-masalah yang semakin jelas relevansinya untuk siswa.
b.      Pembelajaran harus disusun di sekitar konsep-konsep pokok.
c.       Mencari tahu dan menghargai sudut pandang siswa.
d.      Harus mengadaptasikan kurikulum untuk memerhatikan asumsi-asumsi siswa.
e.       Menghimbau agar menilai pembelajaran siswa dalam konteks pengajaran.

5.     Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme memilki implikasi-implikasi penting bagi pengajaran dan rancangan kurikulum (Phillips, 1995). Konstruktivisme memberikan perhatian pada kurikulum-kurikulum yang terpadu dan merekomendasikan para guru untuk menggunakan materi-materi sedemikian rupa sehingga siswa menjadi terlibat secara aktif.
Hakikat pembelajaran menurut teori belajar konstruktivisme adalah pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilkinya.

Implikasinya dalam Pembelajaran :
1.  Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memilki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
2.  Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengethauan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3.     Siswa diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa.

Function of Teacher
The modern teacher is a facilitator : a person who assist student to learn for themselves.
Guru hanya membantu siswanya untuk dapat belajar dengan baik, untuk dapat aktif di kelas.

6.     Kelebihan dan Kekurangan Teri Belajar Konstruktivisme
a.       Kelebihan :
·    Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa berpikir untuk menyelesaikan masalah, merancang ide, dan membuat keputusan.
·    Siswa akan lebih faham terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya karena ia aktif bertanya. Karena dalam konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk menggunakan pengetahuannya dan aktif bertanya.
· Siswa akan lebih mudah untuk mengingat suatu materi yang disampaikan, yang dipelajarinya, karena dalam konstruktivisme ini, pembelajaran adalah mempunya makna yang lebih dalam.
·     Siswa akan mahir dalam bersosialisasi, karena dalam konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan sesama temannya dan bekerjasama, serta berinteraksi dengan baik pula dengan guru karena aktif bertanya demi mendapatkan suatu pengetahuan baru.
·   Siswa akan termotivasi lebih untuk belajar demi mendaptlan ilmu pengetahuan yang baru.
·  Menyenangkan, belajar bagi siswa akan terasa menyenangkan karena dengan siswa berusaha untuk aktif ketika proses pembelajaran itu terjadi.

b.      Kekurangan
·          Peran guru kurang mendukung akan keberhasilan siswa dalam belajar
·    Karakteristik setiap siswa berbeda-beda, tidak semua siswa dapat aktif dalam belajar, apalagi ketika proses pembelajaran berlangsung, ada saja siswa yang tidak berani untuk dapat aktif.
·      Penekanan terhadap relativisme, yaitu pandangan bahwa semua bentuk pengetahuan dapat dibenarkan karena dibangun oleh para siswa terutama jika pengetahuan-pengetahuan tersebut mencerminkan konsesus masyarakat.




3 komentar:

  1. mohon ijin info try out gratis UN dan SBMPTN gratis
    terimakasih,
    https://marketing.ruangguru.com/uji

    BalasHapus
  2. Konstruktivis lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam memahami informasi-informasi baru sejarah konstruktivis poker online

    BalasHapus