TEORI
BELAJAR HUMANISTIK
1. Konsep Dasar Teori Belajar
Humanistik
Teori humanistik diterapkan dalam pembelajaran dan menekankan kognitif dan
memengaruhi proses.
Teori humanistik membahas kemampuan dan potensi orang-orang saat mereka
memilih dan mencari kontrol atas hidup mereka.
Tujuan belajar dari teori humanistik adalah “memanusiakan manusia” agar
mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan penghidupannya.
Belajar berorientasi pada siswa, dan siswa memilki kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. Pendidikan yang efektif
adalah pendidikan yang mengedepankan minta siswa dan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan siswa.
Menurut teori humanistik ini, belajar dianggap berhasil jika siswa mampu
memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.
Ahli teori humanistik membuat asumsi-asumsi tertentu (Schunk, et al.,
2008). Asumsi pertama yaitu bahwa penelitian terhadap seseorang merupakan holistic:
untuk memahami orang, kita harus mempelajari perilakunya, pikiran, dan perasaan
mereka (Weiner, 1992).
Asumsi kedua ialah bahwa pilihan manusia, kreativitas, dan aktualisasi diri
merupakan area penting untuk diteliti (Weiner, 1992).
2. Karakteristik Teori
Belajar Humanistik
1. Mementingkan manusia
sebagai pribadi
Karena menurut pandangan teori humanistik ini, belajar
berorientasi pada siswa.
2. Mementingkan
kebulatan pribadi
Maksudnya adalah mementingkan keseluruhan, kesepakatan
yang utuh dalam diri pribadi siswa, atau dengan kata lain, mementingkan minat
siswa dalam hal belajar, memerhatikan potensi yang dimilki oleh siswa.
3. Mementingkan peranan
kognitif dan afektif
4. Mengutamakan
terjadinya aktualisasi diri dan self concept
Karena tujuan dari teori belajar humanistik ini adalah
menjadikan manusia seutuhnya, manusia yang ideal, yang dicita-citakan.
5. Mementingkan persepsual
subjektif yang dimiliki tiap individu
Maksudnya adalah mementingkan dan memahami potensi
yang dimilki oleh setiap individu.
6. Mementingkan
kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
7. Mengutamakan insight
(pengetahuan/pemahaman)
3. Tokoh-Tokoh Teori Belajar
Humanistik
1.
Abraham Maslow
Teori Maslow yang menekankan pada motivasi untuk
mengembangkan potensi seseorang secara penuh.
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam
diri individu ada dua hal :
1) Suatu usaha yang
positif untuk berkembang
2) Kekuatan untuk
melawan atau menolak perkembangan
Kebanyakan tindakan manusia menampilkan usaha untuk memuaskan kebutuhan.
Kebutuhan bersifat hierarki.
Faktor-faktor yang memengaruhi adanya perbedaan tingkat kebutuhan itu
antara lain latar belakang pendidikan, tinggi rendahnya kedudukan, pengalaman
masa lampau, pandangan atau falsafah hidup, cta-cita dan harapan masa depan,
dari tiap individu.
Kebutuhan di tingkat yang lebih rendah harus dipuaskan secara cukup sebelum
kebutuhan di urutan yang lebih tinggi bias memengaruhi perilaku.
2.
Carl Ransom Rogers
Teori Rogers membahas pembelajaran dan pengajaran.
Rogers (1969) meyakini bahwa orang-orang memiliki potensi alamiah untuk
belajar dan mau belajar.
Rogers dan Pendidikan. Rogers membahas pendidikan dalam bukunya Freedom
to Learn. Pembelajaran yang bermakna dialami memilki kaitan dengan keutuhan
seseorang, memilki keterlibatan personal (melibatkan kognisi dan perasaan
pembelajar), diawali oleh diri sendiri (dorongan untuk belajar berasal dari
dalam diri, meresap (memengaruhi perilaku, sikap, dan kepribadian pembelajar),
dan dievaluasi oleh siswa.
Pembelajaran yang penuh makna berbeda dengan pembelajaran tanpa makna, yang
tidak membuat siswa menyatu dengan pembelajarannya.
Kebutuhan individu ada 4, yaitu :
1) Pemeliharaan
2) Peningkatan diri
3) Penghargaan positif (positive regard)
4) Penghargaan diri yang positif (positive
self regard)
3.
Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bias
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka.
Bersama dengan Donald Syngg (1904-1967), mereka mencurahkan banyak
perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (maka atau arti) dalah konsep
dasar yang sering digunakan. Untuk dapat mengerti tingkah laku manusia, yang
penting adalah mengerti bagaimana duni ini dilihat dari sudut pandangnya.
Pandangan ini adalah salah satu dari pandangannya.
4.
Kolb
4 Tahap Belajar :
1) Tahap pengalaman kongkrit : Seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
2) Tahap pengalaman aktif dan reflektif : Seseorang makin lama
akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3) Tahap konseptualisasi : Seseorang sudah mulai berupaya untuk
membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur
tentang sessuatu yang menjadi objek perhatiannya.
4) Tahap eksperimentasi aktif : Melakukan
eksperimentasi secara aktif
5.
Honey dan Mumford
4 Golongan orang belajar :
1) Kelompok aktivis : mereka yang senang melibatkan diri dan
berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuanuntuk memperoleh
pengalaman-pengalaman baru.
2) Golongan Reflektor : Mempunyai kecendrungan yang berlawanan
dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.
3) Kelompok Teoritis : Mereka memilki kecendrungan yang sangat
kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dengan menggunakan
penalarannya.
4) Golongan Pragmatis : Mereka memiliki
sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori,
konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya.
6.
Habermas
Belajar akan terjadi jika adanya interaksi antara individu dengan
lingkungannya.
3 Tipe Belajar :
1) Belajar Teknis (technical learning) : Belajar teknis
adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya
secara benar.
2) Belajar Praktis (practical learning) : Belajar
praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilinnya dengan baik.
3) Belajar Emansipatoris menekankan upaya agar seseorang
mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan
atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya.
7.
Bloom dan Krathwohl
3 Kawasan yang mungkin dipelajari :
1) Kognitif : Pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
2) Psikomotor : Peniruan, penggunaan,
ketepatan, perangkaian, naturalisasi.
3) Afektif : Pengenalan, merespon,
penghargaan, pengorganisasian, pengalaman.
4. Prinsip-Prinsip Teori
Belajar Humanistik
1. Manusia memilki kemapuan alami untuk
belajar
2. Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari
memiliki relevansi dengan keperluan mereka
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam
persepsi mengenai dirinya
4. Tujuan belajar dapat lebih diterima dan diasimilasisakan
apabila ancaman dari luar itu semakin kecil
5. Bila ancaman itu rendah terdapat
pengalaman siswa dalam meperoleh cara
6. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa
7. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam
proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya
dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan
dengan membiasakan untuk mawas dirimu
10. Belajar sosial adalah belajar mengenal proses belajar.
5. Implementasi Teori Belajar
Humanistik
Guru sebagai fasilitator :
ü Memberi perhatian dan motivasi
ü Membantu untuk memperoleh dan memperjeas tujuan-tujuan perorangan
di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
ü Memahami karakteristik siswa
ü Mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
ü Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswanya
ü Berbaur dengan siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik kepada
siswanya
ü Dapat memahami dirinya agar dapat memahami diri sendiri.
Implementasi terhadap Pembelajaran :
a. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan
pendapat.
b. Guru menerima siswa apa adanya
c. Evaluasi didirikan secara individual
berdasarkan perolehan prestasi siswa
6. Kelebihan dan Kekurangan
Teori Belajar Humanistik
1) Kelebihan :
· Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, analisis terhadap fenomena sosial
· Siswa merasa senang,
berinisiatif dalam belajar
· Guru menerima siswa
apaadanya, memahami jalan pikiran siswa
· Siswa mempunya banyak
pengalaman yang berarti
· Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri, membantu
siswa memahami bahan belajar lebih mudah
· Indikator dari
keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang dan bergairah
· Terjadinya perubahan pola
piker
· Siswa diharpakan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri
secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku
· Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
2) Kekurangan :
· Bersifat individual
· Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada
motivasi dan lingkungan yang mendukung
· Sulit diterapkan dalam konteks
yang lebih praktis
· Siswa kesulitan dalam
mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka
· Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar
· Peran guru dalam proses pembentukan
dan pendewasan kepribadian siswa menjadi berkurang
· Keberhasilan proses belajar
lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri.
terimakasih sharing ilmunya
BalasHapuskta