Blogger Widgets

Minggu, 10 Mei 2015

Teori belajar Humanistik



TEORI BELAJAR HUMANISTIK
1.     Konsep Dasar Teori Belajar Humanistik
Teori humanistik diterapkan dalam pembelajaran dan menekankan kognitif dan memengaruhi proses.
Teori humanistik membahas kemampuan dan potensi orang-orang saat mereka memilih dan mencari kontrol atas hidup mereka.
Tujuan belajar dari teori humanistik adalah “memanusiakan manusia” agar mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan penghidupannya.
Belajar berorientasi pada siswa, dan siswa memilki kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang mengedepankan minta siswa dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan siswa.
Menurut teori humanistik ini, belajar dianggap berhasil jika siswa mampu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.
Ahli teori humanistik membuat asumsi-asumsi tertentu (Schunk, et al., 2008). Asumsi pertama yaitu bahwa penelitian terhadap seseorang merupakan holistic: untuk memahami orang, kita harus mempelajari perilakunya, pikiran, dan perasaan mereka (Weiner, 1992).
Asumsi kedua ialah bahwa pilihan manusia, kreativitas, dan aktualisasi diri merupakan area penting untuk diteliti (Weiner, 1992).

2.     Karakteristik Teori Belajar Humanistik
1.      Mementingkan manusia sebagai pribadi
Karena menurut pandangan teori humanistik ini, belajar berorientasi pada siswa.
2.      Mementingkan kebulatan pribadi
Maksudnya adalah mementingkan keseluruhan, kesepakatan yang utuh dalam diri pribadi siswa, atau dengan kata lain, mementingkan minat siswa dalam hal belajar, memerhatikan potensi yang dimilki oleh siswa.
3.      Mementingkan peranan kognitif dan afektif
4.      Mengutamakan terjadinya aktualisasi diri dan self concept
Karena tujuan dari teori belajar humanistik ini adalah menjadikan manusia seutuhnya, manusia yang ideal, yang dicita-citakan.
5.      Mementingkan persepsual subjektif yang dimiliki tiap individu
Maksudnya adalah mementingkan dan memahami potensi yang dimilki oleh setiap individu.
6.      Mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
7.      Mengutamakan insight (pengetahuan/pemahaman)

3.     Tokoh-Tokoh Teori Belajar Humanistik
1.      Abraham Maslow
Teori Maslow yang menekankan pada motivasi untuk mengembangkan potensi seseorang secara penuh.
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
1)      Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2)      Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan
Kebanyakan tindakan manusia menampilkan usaha untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan bersifat hierarki.
Faktor-faktor yang memengaruhi adanya perbedaan tingkat kebutuhan itu antara lain latar belakang pendidikan, tinggi rendahnya kedudukan, pengalaman masa lampau, pandangan atau falsafah hidup, cta-cita dan harapan masa depan, dari tiap individu.
Kebutuhan di tingkat yang lebih rendah harus dipuaskan secara cukup sebelum kebutuhan di urutan yang lebih tinggi bias memengaruhi perilaku.
2.      Carl Ransom Rogers
Teori Rogers membahas pembelajaran dan pengajaran.
Rogers (1969) meyakini bahwa orang-orang memiliki potensi alamiah untuk belajar dan mau belajar.
Rogers dan Pendidikan. Rogers membahas pendidikan dalam bukunya Freedom to Learn. Pembelajaran yang bermakna dialami memilki kaitan dengan keutuhan seseorang, memilki keterlibatan personal (melibatkan kognisi dan perasaan pembelajar), diawali oleh diri sendiri (dorongan untuk belajar berasal dari dalam diri, meresap (memengaruhi perilaku, sikap, dan kepribadian pembelajar), dan dievaluasi oleh siswa.
Pembelajaran yang penuh makna berbeda dengan pembelajaran tanpa makna, yang tidak membuat siswa menyatu dengan pembelajarannya.
Kebutuhan individu ada 4, yaitu :
1)      Pemeliharaan
2)      Peningkatan diri
3)      Penghargaan positif (positive regard)
4)      Penghargaan diri yang positif (positive self regard)
3.      Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bias memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Bersama dengan Donald Syngg (1904-1967), mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (maka atau arti) dalah konsep dasar yang sering digunakan. Untuk dapat mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana duni ini dilihat dari sudut pandangnya. Pandangan ini adalah salah satu dari pandangannya.
4.      Kolb
4        Tahap Belajar :
1)  Tahap pengalaman kongkrit : Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
2)  Tahap pengalaman aktif dan reflektif : Seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
3) Tahap konseptualisasi : Seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sessuatu yang menjadi objek perhatiannya.
4)      Tahap eksperimentasi aktif : Melakukan eksperimentasi secara aktif
5.      Honey dan Mumford
4 Golongan orang belajar :
1)  Kelompok aktivis : mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuanuntuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
2)  Golongan Reflektor : Mempunyai kecendrungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.
3)  Kelompok Teoritis : Mereka memilki kecendrungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
4)      Golongan Pragmatis : Mereka memiliki sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya.
6.      Habermas
Belajar akan terjadi jika adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
3 Tipe Belajar :
1)  Belajar Teknis (technical learning) : Belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
2)   Belajar Praktis (practical learning) : Belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilinnya dengan baik.
3)   Belajar Emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya.
7.      Bloom dan Krathwohl
3 Kawasan yang mungkin dipelajari :
1)      Kognitif : Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
2)      Psikomotor : Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi.
3)      Afektif : Pengenalan, merespon, penghargaan, pengorganisasian, pengalaman.

4.     Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik
1.      Manusia memilki kemapuan alami untuk belajar
2.   Belajar menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi dengan keperluan mereka
3.      Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4.    Tujuan belajar dapat lebih diterima dan diasimilasisakan apabila ancaman dari luar itu semakin kecil
5.      Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam meperoleh cara
6.      Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa
7.      Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8.      Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9.      Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas dirimu
10.  Belajar sosial adalah belajar mengenal proses belajar.

5.     Implementasi Teori Belajar Humanistik
Guru sebagai fasilitator :
ü  Memberi perhatian dan motivasi
ü  Membantu untuk memperoleh dan memperjeas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
ü  Memahami karakteristik siswa
ü  Mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
ü  Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswanya
ü  Berbaur dengan siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik kepada siswanya
ü  Dapat memahami dirinya agar dapat memahami diri sendiri.
Implementasi terhadap Pembelajaran :
a.       Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat.
b.      Guru menerima siswa apa adanya
c.       Evaluasi didirikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

6.     Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik
1)      Kelebihan :
·   Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial
·         Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar
·         Guru menerima siswa apaadanya, memahami jalan pikiran siswa
·         Siswa mempunya banyak pengalaman yang berarti
·     Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri, membantu siswa memahami bahan belajar lebih mudah
·         Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang dan bergairah
·         Terjadinya perubahan pola piker
·     Siswa diharpakan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku
·   Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

2)      Kekurangan :
·         Bersifat individual
·   Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung
·         Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis
·         Siswa kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka
·   Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar
·      Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasan kepribadian siswa menjadi berkurang

·       Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri.

1 komentar: