RESENSI BUKU
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Strategi Jitu
Meningkatkan Skor Tes IQ Anak Prasekolah
Penulis : Burhan Elfanany
Penerbit : Araska
Cetakan : I, Februari 2013
Tebal : 151 halaman
Penulis
Burhan Elfanany, lahir di Pati, 02 September 1997. Tahun 2003-2008 kuliah
di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY. Pada
2000-2003 sekolah di MA Sirojul Anam Pati setelah mengenyam sekolah pada
1990-1993 dari MTS Sunan Muria Pati. Pada 1984-1990 mengenyam pendidikan di MI
Misnaul Huda Pati.
Ulasan Buku
Ada berbagai kajian tentang hakikat
anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya
oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough sebagai berikut:
anak bersifat unik, anak mengekspresikan perilakunya
secara relative spontan, anak bersifat ekspoloratif dan berjiwa petualang, anak
bersifat aktif dan enerjik anak egosentris, anak memiliki rasa ingin tahu yang
kuat dan antusias terhadap banyak hal, anak kaya fantasi, anak mudah frustasi, anak
masih kurang pertimbangan dalam bertindak, anak memiliki daya perhatian
pendek,dll.
Anggapan bahwa
pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar yaitu usia tujuh tahun
ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia PAUD atau TK
(4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat. Hasil penelitian di bidang
neurologi yang dilakukan Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari
Universitas Chicago, AS mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada
anak usia 0-4 tahun mencapai 50% hingga usia 8 tahun mencapai 80%. Hal ini
menjelaskan bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang
maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal.
Sesungguhnya, setiap
anak terlahir sebagai sosok yang memiliki kreativitas, tetapi memerlukan
pengembangan. Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang dapat
diberikan kepada anak usia dini. Dengan bermain, anak akan balajar mengenal
aturan, disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian serta belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Dengan belajar sambil bermain, maka secara otomatis
daya pikir, imajinasi, emosi, dan sosialnya akan terstimulasi.
Pada anak usia dini
belahan otak kiri dan kanan haruslah dirangsang secara seimbang. Belahan otak
kiri dan kanan bekerja saling bergantung satu sama lain. Apabila tidak terbiasa
menggunakannya secara seimbang, salah satu dari belahan otak yang jarang
digunakan akan mengalami hambatan-hambatan dalam menjalankan fungsinya. Hal ini
pula yang menimbulkan kemiskinan kreativitas pada anak-anak.
Kecerdasan anak dilihat
dari pemahaman dan kesadaran terhadap apa yang dialaminya. Kemudian dalam
pikirannya, pengalaman itu diubah menjadi kata-kata atau angka. Karena itu,
pemahaman begitu penting karena pemahaman adalah kombinasi antara upaya
memperbanyak masukan melalui pancaindra dan pengetahuan yang sudah dimiliki.
Anak cerdas bukanlah
karena keturunan. Dengan gizi dan stimulasi yang tepat anak bisa menjadi cerdas
dan kreatif. Penelitian menunjukkan bahwa sumbangan faktor genetis terhadap
intelegensi seseorang bekerja 40-80%. Merangsang kecerdasan anak sudah bisa
dilakukan sejak dini. Bahkan, sejak dalam kandungan terus-menerus setiap hari
dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan cara merangsang otak kiri
dan otak kanan bersama-sama.
Pada dasarnya cerebral
cortex (bagian otak yang tepenting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari,
berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah
terbentuk pada usia 5-6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun
dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan
pertumbuhan intelegensi sang anak.
Kecerdasan merupakan
salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini.
Setiap anak memiliki bakat dapat dikembangkan dan karena itu perlu dipupuk
sejak dini. Bila bakat anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan
berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan.
Selain itu, rangsangan
yaang bervariasi dan dilakukan dengan kasih sayang akan melipat gandakan jumlah
hubungan antar sel otak. Hal ini akan membuat sirkuit otak yang lebih kompleks,
canggih, dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi (multiple inteligence). Kualitas dan
kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi
(rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada anak tersebut.
Sejak usia dini sudah
dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat istimewa. Sebagai contoh
ada anak yang berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih mainan untuk anak
berumur 6-7 tahun atau anak berumur tiga tahun tetapi sudah mampu membaca
buku-buku yang diperuntukkan anak usia 7-8 tahun.Di dalam keluarga hendaknya
mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak berbakat sehingga tidak merasa
kesepian dalam hidupnya. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab
hal-hal yang mendalam daripada hal-hal kecil dan remeh.
Masyarakat sering kali
menilai IQ (ntellegence quotient) disamakan
dengan intelegensi atau kecakapan. Padahal, IQ hanya mengukur sebagian kecil
dari kecakapan. Justru anaka cerdas itu adalah anak yang bisa bereaksi secara
logis dan berguna terhadap apa yang dialami di lingkungannya.
Untuk mengoptimalkan
kecerdasan anak, orang tua harus meningkatkan cara belajar, membaca, dan
mengulang. Selain itu orang tua juga mengenalkan strategi, mengambil
keputusan yang rasioanal, berpikir
sambil bermain, humor, berdipikir kritis, dll. Selain itu juga harus
menyeimbangkan otak kiri dan kanan dengan melalui pembiasaan. Misalnya
menikmati musik dan kesenian, menikmati warna, ruang dan bentuk, menghargai
kreativitas dan menghargai kepekaan perasaan. Beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan otak anak seperti melatih pencarian kata, latihan
daya ingat, permainan jalan halang rintangan untuk otak, dan menulis atau
menggambar dengan tangan kiri atau tangan kanan.
Dengan menyimbangkan
kerja otak kiri dan kanan, anak bisa membaca lancar dengan pemahaman penuh,
menulis secara kreatif, mengeja, mengingat, mendengar, berpikir sekaligus pada
saat yang sama atau menjadi juara pada cabang olahraga tertentu. Semua itu
perlu kordinasi otak kiri dan kanan dengan baik dan terlatih.
Langkah-langkah untuk
menimgkatkan kecerdasan anak sejak dini, diantaranya: pemberian ASI, bermain
permainan yang berpikir, bermain musik, membiasakan berolaharaga, menyingkirkan
makanan siap saji, memberikan sarapan sehat, tingkatkan kesehatan, permainan,
memupuk rasa ingin tahu, dan membiasakan membaca.
Tiga kebutuhan pokok
untuk mencedaskan antara lain adalah kebutuhan fisik-biologis terutama untuk
pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik; emosi-kasih sayang yang
mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal; dan stimulasi dini yang
merangsang kecerdasan-keceradasan lain.
Bila anak mempunyai
potensi bawaan berbagai kecerdasaan dan dirangsang terus menerus sejak kecil
dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak akan
mempunyai kecerdasan yang multipel. Jika menginginkan anak dengan kecerdasan
multipel harus dilakukan perangsangan sejak bayi setiap hari pada semua sistem
indera dengan mengajak berbicara, bermain untuk merangsang perasaan dan
pikiran, merangsang gerak, dll.
Psikotes sering
diasumsikan sebagai tes mengukur tingkat kecerdasan (IQ). Hal tersebut tidak
sepenuhnya salah, manun psikotes tak hanya mengukur intelegensi, tapi juga
kepribadian seseorang. Psikotes bersifat kondisional artinya menguji kemampuan
anak pada suatu kondisi tertentu. Sehingga bisa dikatakan tidak bisa mengukur
kemampuan anak secara utuh dan berlaku selamanya. Untuk mengetahui kemampuan
intelegensi dilakukan tes yang meliputi aspek psikologis, keterikatan terhadap
tugas, dan aspek perkembangan sosial. Psikotes bertujuan untuk mengarahkan
potensi dan minat anak.
Bila konsep cerdas yang
digunakan adalah konsep cerdas secara kognisi, psikotes dapat dijadikan
landasan untuk melihat taraf kecerdasan anak. Namun perlu diketahui bahwa anak
tidak hanya cerdas kognisi tetapi masih ada yang lainnya. Psikotes bukanlah
harga mati yang menentukan anak cerdas atau tidak. Tidak mutlak jika anak
mendapatkan IQ tinggi menandakan ia pasti berprestasi di sekolah. Kecerdasan
merupakan potensi yang dimiliki yang harus diasah dan dilatih.
Intelegensi berarti
keseluruhan kapasitas yang dimiliki seseorang
untuk bertindak secara terarah, barpikir secara rasioanl, dan
beradaptasi secara efektif terhadap lingkungan. Tes IQ pada dasarnya lebih
menekankan pada kemampuan (intelektual) dalam beradaptasi dengan lingkungan.
Tes IQ memiliki
beberapa keunggulan, antara lain: dapat memberikan profil mengenai kekuatan dan
kelemahan anak, bisa memprediksi prestasi akademis yang dapat dicapai anak,
hasil tes IQ juga bermanfaat bagi anak yang mengalami gangguan perkembangan.
Langkah-langkah
mengembangkan kemampuan IQ pada anak, diantaranya: Ajak anak berbicara, ajarkan
informasi dasar, tantang memori anak, ajarkan matematika, ajak bermain, ajak
memecahkan masalah, berikan pertanyaan untuk memancing ide anak, bangun suasana
keluarga yang hangat, memprioritaskan jam tidur anak, dll.
Kreatifitas bukan
bergantung pada IQ. Anak yang kreatif memiliki taraf kecerdasan tinggi, tetapi
belum tentu memperoleh angka tinggi dalam tes IQ, terutama yang mengukur
kemampuan akademis. Kreatifitas anak merupakan proses pembelajaran yang terus
menerus dan dilakukan sejak dini.
Kelebihan
Buku ini bagus
untuk dibaca orang tua untuk mengembangkan kecerdasan anak dan kreativitas
anak. Menurut buku ini kecerdasan bisa dikembangkan sejak dini bahkan sejak
masa dalam kandungan dengan cara memberi stimulus pada kandungan dengan berbagai
cara, seperti mendengarkan musik atau memberikan pijatan, dll. Buku ini bisa
menumbuhkan kesadaran orang tua bahwa kecerdasan bukanlah berasal dari
keturunan tetapi kecerdasan anak bisa dikembangkan. Buku ini bisa memberikan
petunjuk atau langkah-langkah orang tua untuk mengoptimalkan fungsi otak anak.
Kekurangan
Kekurangan dari
buku ini diantaranya pembahasannya tidak dibuat secara per subbab yang akan
membuat pembaca akan sulit mengurutkan rangkaian pembahasan yang dijelaskan
penulis. Dalam buku ini terdapat beberapa pengulangan pembahasan yang sudah
dijelaskan pada materi sebelumnya yang sebenarnya cukup dijelaskan sekali saja
dan apabila tidak dilakukan pengulangan akan membuat pembahasan buku ini lebih
singkat dan mudah dimengerti secara cepat oleh pembaca.